Rekor Muri Penggunaan Tas Anjat Terbanyak Di Kutai Barat
Momentum Melestarikan Kebudayaan Lokal

SPESIAL: Awan Rahargo menyerahkan plakat rekor Muri kepada Bupati Kutai Barat FX Yapan disaksikan masyarakat berjumlah belasan ribu orang.
GARISPENA.CO - SENDAWAR - Kutai Barat (Kubar) mencuri perhatian nasional. Itu setelah salah satu kegiatannya menciptakan rekor baru nasional. Yakni ketika masyarakat dan pemerintahnya menggelar Festival Dangai Ehau (Dahau) 2023, rangkaian HUT ke-24 Kutai Barat.
Pada ajang tersebut, Museum Rekor Indonesia (Muri) mencatatkan penggunaan mawik gawaakng atau tas anjat terbanyak, sebanyak 10 ribu peserta. Direktur Marketing Muri Awan Rahargo menyebut, Kubar memang salah satu daerah yang produktif mencetak rekor. Tahun lalu, Kubar telah mencatat rekor dengan penggunaan seraung oleh 11.553 orang.
"Kubar menorehkan rekor baru yang jadi kado istimewa di hari ulang tahunnya. Muri mencatat rekor penggunaan mawik gawaakng terbanyak dengan jumlah 11.376 peserta," jelas Awan Rahargo saat menyerahkan sertifikat rekor Muri kepada Bupati Kubar FX Yapan, Minggu (5/11).
Awan memaparkan, pihaknya terus mendorong pencatatan rekor Muri di berbagai daerah. Karena beragam dan kayanya tradisi budaya Indonesia, pemecahan rekor Muri dapat menjadi salah satu pembuktian identitas kebesaran bangsa.
Harapannya, setiap daerah terpacu untuk memperkenalkan keragaman budayanya dengan menciptakan sesuatu yang fenomenal dan positif, salah satunya lewat rekor Muri. Sekaligus mendorong kreativitas muda mudi bangsa dalam berkarya di bidang keahlian masing-masing.
"Kita dorong anak-anak muda, terutama Gen Z untuk berinovasi memecahkan rekor Muri. Kami sangat selektif dalam pengajuan usulan pencatatan rekor. Kami utamakan, pencatatan rekor yang mengandung nilai-nilai edukasi dan pelestarian budaya," jelas Awan.
Bupati Kutai Barat FX Yapan memaparkan, daerahnya selalu bersemangat mencetak rekor dunia. Tujuannya yakni mengenalkan, menjaga, dan melestarikan tradisi dan budaya di kabupaten paling barat Kaltim ini. "Anjat itu tas anyaman rotan khas Dayak yang merupakan produk kearifan lokal. Kita jaga terus tradisi penggunaan anjat ini sebagai bentuk pelestarian budaya," ujarnya. (KRV/pt/adv/hms/kominfokaltim)