Gubernur Harum Soroti Tantangan Pemerataan SPPG Di Wilayah Terpencil Kaltim
Samarinda - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Masâud, menegaskan dukungannya terhadap pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh kabupaten/kota.
Namun, ia juga memberi catatan penting, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kemampuan pemerintah menyesuaikan model pelaksanaannya dengan kondisi geografis dan infrastruktur daerah.
Rudy menilai bahwa meskipun SPPG merupakan terobosan strategis Presiden dalam pemenuhan gizi nasional, implementasinya di Kaltim tidak bisa disamaratakan. Wilayah yang luas dan terpencar, dengan akses infrastruktur terbatas, menjadi tantangan utama.
âKaltim ini luasnya 127.000 km². Ada daerah seperti Sepatin, Tani Baru, atau Muara Pantuan di Kukar yang secara akses masih sangat terbatas, jumlah penduduknya sedikit, sekolah juga belum banyak. Ini tidak bisa disamakan dengan Balikpapan,â ungkap Rudy, Sabtu (19/7/25).
Ia berharap pemerintah pusat dapat memberikan fleksibilitas dalam penerapan standar SPPG, terutama untuk wilayah pedalaman dan pesisir.
Penyesuaian ini, menurut Rudy, krusial agar program tidak hanya berjalan di atas kertas, tapi benar-benar menyentuh masyarakat.
Rudy pun mengungkapkan akan segera mengundang para bupati dan wali kota se-Kaltim untuk membahas kesiapan daerah masing-masing, termasuk pemilihan lokasi dan penentuan homebase SPPG.
âStandarisasi penting, tapi jangan kaku. Harus lihat kondisi nyata lapangan. Kita ingin program ini sukses di semua tempat, bukan hanya kota besar,â tegasnya.
Program SPPG sendiri ditargetkan membangun 350 unit di seluruh Indonesia, dengan tiga unit di setiap kabupaten/kota. Tiap SPPG akan menyerap tiga tenaga profesional dan sekitar 50 relawan lokal, serta mendapat alokasi anggaran Rp10 miliar per tahun.
Selain menyediakan makanan bergizi sesuai standar nasional, SPPG juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui keterlibatan petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM.
Namun bagi Rudy, keberhasilan ekonomi dan gizi dari program ini akan sangat ditentukan oleh kesiapan logistik dan desain pelaksanaan yang adaptif terhadap medan Kaltim yang menantang.
âJangan sampai SPPG ini hanya jadi proyek di kota. Kita ingin anak-anak di pelosok juga menikmati manfaatnya,â pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kaltim)
Penulis: Difa/Garispena.co