MMP Dan PLN Berkolaborasi, Pasok Listrik 140 MVA Untuk Smelter Nikel Di Balikpapan

Tim PT PLN (Persero) UID Kaltimra dan PT Mitra Murni Perkasa (MMP) berfoto bersama di lokasi penyalaan pasang baru listrik berdaya 140 MVA untuk operasional smelter nikel matte MMP di Kariangau, Balikpapan. (istimewa)
Balikpapan - PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI), menjalin kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk memasok listrik sebesar 140 megavolt ampere (MVA) bagi operasional smelter nikel matte di Kariangau, Balikpapan. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya memastikan suplai energi yang andal, tetapi juga mendukung upaya transisi menuju industri yang lebih berkelanjutan.
Kesepakatan itu dikukuhkan melalui penandatanganan Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (New PJBTL) Konsumen Tegangan Tinggi di Kalimantan Timur. Dengan memanfaatkan infrastruktur listrik eksisting, MMP tidak perlu membangun pembangkit baru, yang berarti mengurangi jejak karbon operasionalnya.
Smelter nikel matte MMP dirancang untuk memproduksi 28.000 ton produk per tahun. Selain berfokus pada hilirisasi industri, smelter ini juga mengantongi Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, yang memastikan bahwa listrik yang digunakan berasal dari sumber energi yang lebih bersih.
âKami ingin menunjukkan bahwa industri berat bisa selaras dengan prinsip keberlanjutan. Dengan pasokan listrik dari PLN, kami tidak hanya mendapatkan keandalan energi, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon nasional dan transisi energi bersih," kata Direktur Utama MMP, Adhi Dharma Mustopo, Rabu, 12 Februari 2025.
Dari sisi PLN, kerja sama ini menjadi bukti dukungan terhadap pertumbuhan industri di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kaltimra, Maria G.I. Gunawan, mengatakan bahwa MMP kini menjadi Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) ketiga di wilayah tersebut.
"Kami tidak hanya memasok listrik, tetapi juga mendorong pertumbuhan investasi dan ekonomi di Kalimantan Timur. Keandalan pasokan listrik adalah kunci bagi industri yang berkembang pesat,'' ujarnya.
Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari agenda hilirisasi nasional. Dengan permintaan global yang meningkat terhadap bahan baku baterai kendaraan listrik, keberadaan smelter MMP memungkinkan Indonesia meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, bukan sekadar mengekspor bahan mentah.
Lebih dari sekadar penyediaan listrik, kerja sama antara MMP dan PLN menjadi contoh bagaimana industri dan penyedia energi dapat bersinergi menciptakan ekosistem industri yang lebih hijau dan inklusif. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri global yang mengarah pada ekonomi berkelanjutan dan target Net Zero Emission 2060. (ahad Suzatmiko/garispena.co)