Berita Update

(Terbaru)
Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud

Samarinda - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, mendorong percepatan transisi energi hijau di wilayah terpencil dengan memanfaatkan limbah sawit sebagai sumber listrik alternatif. 

Menurutnya, pendekatan berbasis potensi lokal lebih efektif untuk menjawab persoalan keterbatasan elektrifikasi di desa-desa yang belum tersentuh jaringan PLN secara penuh.

“Desentralisasi energi harus jadi langkah kita ke depan. Kita tidak bisa hanya menunggu jaringan masuk, sementara sumber daya melimpah ada di sekitar,” ujarnya, Sabtu (19/7/2025).

Rudy mencontohkan inisiatif PT Bumi Mas Agro (BMA) di Kutai Timur yang memanfaatkan kelebihan daya (excess power) dari limbah sawit untuk menyalurkan listrik ke tujuh desa sekitar.

Skema ini bahkan sudah terintegrasi ke dalam sistem PLN dan terbukti mampu memenuhi kebutuhan energi masyarakat secara efisien dan ramah lingkungan.

Dengan lebih dari 40 pabrik sawit beroperasi di Kutai Timur dan kapasitas pengolahan mencapai 2.200 ton TBS per jam, potensi biomassa dan biogas sebagai sumber listrik disebut sangat besar.

Limbah seperti tandan kosong, cangkang, dan limbah cair bisa diolah menjadi energi terbarukan (EBT) berkapasitas kecil hingga menengah, cocok untuk kebutuhan desa terpencil.

“Kalau ini kita kelola serius, bukan hanya masalah listrik yang terpecahkan. Kita juga berkontribusi pada pengurangan emisi dan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Di Kutai Timur, masih terdapat 26 dari 141 desa yang belum menikmati listrik PLN secara penuh. Bahkan desa seperti Manubar dan Manubar Dalam masih bergantung pada listrik 12 jam per hari sejak 2024.

Meskipun PLN menargetkan seluruh desa teraliri listrik pada 2027 melalui dana APBN, Harum menilai pendekatan alternatif berbasis sumber daya lokal perlu dijalankan secara paralel.

Lebih jauh, ia mengajak pelaku industri sawit, investor, dan PLN untuk berkolaborasi membangun ekosistem energi lokal. 

Menurutnya, transformasi limbah sawit menjadi berkah energi adalah peluang konkret menciptakan kemandirian energi yang berkelanjutan dan merata.

“Ini waktunya kita membuktikan bahwa energi hijau bisa hadir dari desa, untuk desa. Limbah bukan masalah, tapi peluang besar jika dikelola bersama,” tutupnya. (ADV/Diskominfo Kaltim)

Penulis: Difa/Garispena.co