Berita Update

(Terbaru)

GARISPENA.CO - SAMARINDA - Upaya mendukung pengembangan literasi sains, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyediakan dan menyiapkan beragam konten sains digital.


Hal ini sejalan dengan paradigma perpustakaan saat ini. Paradigma tersebut dituangkan dalam kebijakan 10 persen untuk manajemen koleksi, 20 persen untuk manajemen pengetahuan, dan 70 persen untuk transfer pengetahuan. "Secara substansi Perpusnas telah menyiapkan konten sains digital daripada menciptakan aplikasi di era digital," kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando.


Kepala Perpusnas menjelaskan, paradigma perpustakaan tersebut membawa perpustakaan bertransformasi menjadi perpustakaan yang berbasis inklusi sosial atau yang dikenal dengan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang menjadi program unggulan Perpusnas. "Melalui program TPBIS membantu masyarakat di pedasaan untuk mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan," jelasnya.


Dia mengatakan, daya baca memiliki peran yang penting dan mendasar. Memiliki daya baca tidak hanya sekadar memiliki kemampuan dan minat membaca, melainkan juga memiliki kemampuan untuk menangkap isi bacaan, menganalisis, memahami intisari dalam beragam wacana dan karya. "Daya baca adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan yang lebih dalam dan memperoleh wawasan yang lebih luas," pungkasnya. (adv/yal)