Deprsi Lantaran Belajar Ilmu, Pria Kutim Habis Istri Dan Anak Yang Berada Di Ayunan
GARISPENA.CO - Samarinda - Diduga depresi lantaran belajar ilmu hitam seorang pria berinisial AH (30), tega membunuh istri dan anaknya, peristiwa berdarah itu terjadi di Desa Sepaso Barat, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kaltim pada Minggu (14/6/2021) pukul 18.30 Wita.
Akibat peristiwa itu, sang istri berinisial MS (30) dan anaknya MK berusia satu tahun, tewas akibat tebasan parang dari AH. Teragisnya sang anak MK tewas di atas ayunan, tak juah dari mayat sang ibu.
"Istri dan anak meninggal ditempat, korban wanita mengalami luka gorok di leher, sedangkan si anak mengalami luka dibagian kepala," jelas Kapolsek Bengalon, Iptu Slamet Riyadi saat dihubungi, Senin (14/6/2021).
Iptu Slamet menerangkan, usai membunuh istri dan anaknya, pelaku kemudian mengamuk di sebuah masjid tak jauh dari kediamannya.
"Kita dapat laporan dari warga kalau pelaku mengamuk di masjid, segera kita datang dan mengamankan pelaku," terangnya.
Dari informasi para warga sekitar, AH diduga depersi lantaran tengah menganun ilmu yang tengah ia pelajari.
"Dari keterangan sementara para saksi, korban depresi, ada yang bilang lantaran lagi mempelajari ilmu, dan ada juga yang bilang depersi tak memiliki uang untuk ibunya yang lagi sakit di Kota Banjarmasin, tapi masih kita dalami motifnya," ungkap Slamet.
Selain itu, saat ini pelaku tengah mendapat perawatan di puskesmas setempat, lantaran mengalami luka robek di bagian leher dan kelamin.
"Untuk luka korban kami belum dapat memastikan luka itu dari perbuatan korban sendiri atau tidak, sebab pelaku juga belum bisa berbicara lantaran masih menjalani perawatan luka robek di bagian leher," ucapnya.
Slamet menambahkan, saat ini pihaknya juga sudah memintai keterangan dua orang saksi, sedangkan barang bukti senjata tajam jenis parang, baju korban, dan ayunan sudah diamankan.
"Kami masih mengumpulkan bukti-bukti, dan juga menunggu hasil visum korban, selanjutnya jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan," pungkasnya.(*)
Penulis: Muhammad rizki