Pemprov Kaltim Siapkan Solusi Untuk SMAN 4 Yang Rutin Terendam Banjir
Samarinda â Masalah banjir yang terus menerjang SMAN 4 Samarinda kembali menjadi perhatian publik, terutama menjelang pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026.
Sekolah yang telah berusia lebih dari empat dekade ini mengalami gangguan setiap musim hujan akibat banjir yang tak kunjung teratasi.
Berlokasi di Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, SMAN 4 menjadi salah satu sekolah negeri yang paling terdampak secara fisik dan operasional.
Setiap tahun, banjir yang melanda kawasan tersebut membuat proses belajar-mengajar terganggu, bahkan dalam beberapa kasus harus diliburkan karena kondisi tidak memungkinkan.
Kondisi ini menjadi salah satu sorotan dalam rapat kerja antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur dan Komisi IV DPRD Kaltim yang berlangsung pada Selasa, (10/6/25).
Plt Kepala Disdikbud Kaltim, Armin, menyampaikan bahwa SMAN 4 telah dimasukkan ke dalam daftar prioritas untuk direhabilitasi, bahkan kemungkinan untuk direlokasi jika diperlukan.
âSMAN 4 Samarinda sudah masuk dalam perencanaan kami. Sekolah ini memang menjadi perhatian karena banjir terus terjadi, dan ini tentu mengganggu proses belajar-mengajar,â ujar Armin, ditemui saat usai rapat.
Ia juga menekankan bahwa secara keseluruhan, Samarinda dan Balikpapan merupakan dua kota dengan tantangan paling besar dalam hal ketersediaan daya tampung pendidikan menengah.
Jumlah sekolah negeri dinilai tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMP setiap tahunnya, sehingga menyebabkan persaingan tinggi dalam PPDB dan banyak siswa tidak tertampung.
âMemang untuk Balikpapan dan Samarinda, ini akan terus terjadi kalau tidak ada penambahan sekolah. Oleh sebab itu, kami sedang memetakan ruang kelas baru (RKB) yang paling mendesak untuk dibangun,â jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, Armin menyebut bahwa pihaknya telah menerima arahan dari Gubernur Kaltim, Rudy Masâud, untuk segera mempercepat pembangunan sekolah baru di dua kota tersebut.
"Salah satu lokasi yang tengah dikaji adalah lahan seluas 16 hektare di kawasan SMK 5 Balikpapan, yang dinilai potensial untuk pengembangan satu hingga dua sekolah baru, baik tingkat SMA maupun SMK," tuturnya.
Namun tantangan pendidikan di Kaltim tidak hanya sebatas pada pembangunan sekolah negeri. Armin juga menyoroti adanya ketimpangan minat masyarakat terhadap sekolah swasta.
Menurutnya, banyak sekolah swasta mulai kesulitan menerima murid karena masyarakat lebih memilih sekolah negeri, meskipun kapasitasnya terbatas.
âAda kegelisahan di masyarakat, dan ini membuat mereka berlomba-lomba mencari sekolah negeri. Padahal, sekolah swasta juga bisa menjadi pilihan. Tapi sekarang banyak yang hampir tutup karena kekurangan murid,â tegas Armin.
Ia menilai perlu adanya strategi dari pemerintah untuk mendorong agar sekolah swasta juga tetap diminati, baik melalui peningkatan kualitas, insentif, maupun regulasi yang mendorong pemerataan.
Selain itu, Disdikbud Kaltim berencana memanfaatkan data kelulusan SMP sebagai dasar pemetaan kebutuhan pembangunan sekolah di berbagai wilayah.
Hal ini bertujuan agar proses pembangunan tidak hanya berfokus pada kota-kota besar, tetapi juga menjangkau daerah yang selama ini tampak âtenangâ namun mungkin menyimpan potensi persoalan serupa.
âKita kadang terlalu fokus pada Samarinda dan Balikpapan karena di situlah masalah kelihatan jelas. Tapi daerah lain juga harus kita perhatikan agar pemerataan pendidikan benar-benar terjadi,â pungkasnya.(ADV/Diskominfo Kaltim)
Penulis : Difa/Garispena.co