Akses Internet Belum Merata Di Kutai Timur, Pemprov Kaltim Dorong Solusi Alternatif
Samarinda - Ketimpangan akses digital masih menjadi tantangan serius di Kalimantan Timur (Kaltim), terutama di wilayah pedesaan Kabupaten Kutai Timur.
Meski jaringan fiber optik telah terpasang hingga ke tingkat kecamatan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak desa masih belum tersentuh layanan internet memadai.
Kondisi geografis yang berat menjadi salah satu faktor utama lambatnya distribusi infrastruktur digital di kawasan ini. Daerah-daerah terpencil di Kutai Timur, misalnya, kerap kali sulit dijangkau oleh jaringan fiber karena medan yang rumit dan terbatasnya akses transportasi.
Menanggapi persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltim tak tinggal diam. Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), sejumlah strategi alternatif tengah digalakkan untuk membuka konektivitas digital di wilayah-wilayah yang selama ini tertinggal secara teknologi.
Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal, mengungkapkan bahwa meski secara administratif seluruh kecamatan sudah tersambung jaringan fiber optik, kenyataannya di level desa masih banyak titik blank spot. Kutai Timur menjadi salah satu daerah dengan kondisi tersebut.
âTopografi Kutai Timur yang sangat menantang membuat penggelaran kabel fiber tidak bisa dilakukan di seluruh desa. Karena itu, kita mencoba solusi lain yang lebih fleksibel,â ujar Faisal, Senin (21/7/2025).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan jaringan tiang listrik milik PLN sebagai jalur alternatif untuk pemasangan kabel internet.
Pemerintah juga menjalin kolaborasi dengan sejumlah penyedia layanan seperti Telkom, Icon+, hingga Comtelindo, guna menjangkau desa-desa yang selama ini belum tersambung koneksi digital.
Comtelindo, yang dinilai memiliki keandalan jaringan di wilayah terpencil, bahkan ditugaskan khusus untuk memasok internet ke sejumlah desa di Kutai Timur. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat pemerataan layanan digital di kabupaten tersebut.
Hingga pertengahan Juli 2025, program penyediaan internet gratis melalui skema anggaran daerah telah menjangkau 233 desa dari target 600 desa se-Kaltim. Namun, distribusinya belum merata. Di Kutai Timur sendiri, baru 64 dari 139 desa yang telah mendapatkan akses internet.
Selain Kutai Timur, wilayah seperti Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan Berau juga mengalami progres yang relatif lambat akibat hambatan serupa.
Faisal menekankan bahwa pembangunan infrastruktur digital merupakan bagian krusial dari pemerataan pembangunan.
Menurutnya, akses internet bukan lagi kebutuhan tambahan, melainkan kebutuhan dasar yang menentukan kualitas layanan publik, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi.
âKesetaraan digital itu mutlak. Kita tidak ingin ada warga Kaltim yang tertinggal hanya karena tidak punya akses ke internet. Ini soal hak atas informasi dan kesempatan yang sama,â tegasnya.
Pemprov Kaltim menargetkan seluruh desa di provinsi ini dapat terkoneksi internet secara merata dalam waktu dekat. Pemerintah juga terus mengevaluasi skema teknis dan kemitraan agar solusi yang ditawarkan tepat sasaran dan berkelanjutan. (ADV/Diskominfo Kaltim)
Penulis: Difa/Garispena.co