Sikapi Isu Beras Oplosan, Wagub Kaltim Tegaskan Panen Raya Jadi Jawaban Optimistis Menuju Swasembada
Samarinda - Di tengah mencuatnya isu nasional terkait beras oplosan, Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, menunjukkan sikap tenang dan optimistis.
Ia menegaskan bahwa Kalimantan Timur siap menjawab keresahan publik dengan langkah konkret, yaitu memperkuat produksi beras lokal dan mempercepat target swasembada.
Isu beras oplosan ini sebelumnya diungkap langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menyebutkan ada dugaan pengoplosan pada lebih dari 200 merek beras di pasaran. Praktik ini ditengarai tidak hanya merugikan masyarakat dari sisi mutu, tetapi juga secara ekonomi.
Menanggapi hal tersebut, Seno memastikan Pemprov Kaltim telah melakukan langkah cepat, termasuk mengoordinasikan temuan indikasi ke aparat penegak hukum.
âKita sudah sampaikan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan pemberantasan terhadap beras oplosan,â ujarnya, Kamis (24/7/25).
Selain itu, pemerintah daerah juga mengambil langkah pencegahan dengan membatasi distribusi beras ke gudang Bulog. Kebijakan ini diambil untuk menghindari kemungkinan masuknya beras oplosan ke jalur distribusi resmi di daerah.
âIni merupakan bentuk kerja sama juga antara para petani dan penegak hukum,â lanjut Seno.
Menurutnya, pelaku usaha yang terlibat dalam praktik oplosan sebagian besar berasal dari luar Kaltim. Karena itu, pengawasan distribusi dan jalur masuk logistik pangan ke provinsi ini terus diperketat.
Namun lebih dari sekadar merespons isu nasional, Seno justru membawa kabar baik sejumlah wilayah di Kaltim akan segera memasuki masa panen raya. Ia memprediksi bahwa produksi beras akan meningkat signifikan pada Juli ini.
âKita akan panen raya di beberapa kabupaten,â ungkapnya.
Potensi produksi diperkirakan mencapai 10 ribu hingga 60 ribu ton. Meski belum cukup untuk menutup kebutuhan konsumsi beras di Kaltim yang mencapai sekitar 450 ribu ton per tahun, Seno optimistis tren ini akan terus naik. Saat ini, produksi lokal sudah berada di kisaran 200 hingga 300 ribu ton per tahun.
Ia menegaskan, capaian swasembada pangan bukan mimpi kosong, tetapi sebuah proses bertahap yang sedang dikejar dengan serius oleh pemerintah provinsi.
âKita masih kurang sedikit, tapi dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, swasembada itu bukan hal yang mustahil,â tegasnya.
Tak hanya soal produksi, Seno juga menyoroti pentingnya menjaga harga jual gabah agar petani mendapat keuntungan yang layak.
Ia menyebut arahan Presiden agar harga gabah minimal di angka Rp6.500 per kilogram harus dikawal ketat oleh dinas teknis.
âSaya sudah minta kepada Dinas Pertanian untuk memantau harga gabah dari petani, jangan sampai di bawah Rp6.500,â ucapnya.
Dengan kombinasi antara penguatan pengawasan, peningkatan produksi, dan keberpihakan terhadap petani, Pemprov Kaltim berharap mampu menjaga stabilitas pangan dan menjawab keresahan masyarakat di tengah skandal beras oplosan nasional.
âKami tidak ingin Kaltim hanya jadi pasar. Kami ingin jadi produsen, sekaligus mandiri dalam urusan pangan,â pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kaltim)
Penulis : Difa/Garispena.com