Berita Update

(Terbaru)
Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni

Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemrov Kaltim) menyiapkan strategi pemulihan ekonomi melalui penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Salah satu andalan utamanya adalah pelaksanaan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 yang diharapkan dapat mendorong pergerakan ekonomi dari bawah.

Festival budaya internasional ini dipandang sebagai ajang untuk membuka akses pasar lebih luas bagi produk-produk lokal Kaltim, khususnya dari kalangan UMKM dan pelaku ekonomi kreatif. Aktivitas pameran, pertunjukan seni, hingga kunjungan wisatawan ditargetkan menciptakan perputaran transaksi secara langsung di lapangan.

“Dampaknya akan terasa hingga ke pelaku-pelaku jasa pendukung seperti penyewa alat, vendor pertunjukan, sampai pedagang makanan. Semua ekosistem ini bergerak kalau ada event,” ujar Sri Wahyuni, Sekretaris Daerah Kaltim, Selasa (22/7/25).

Menurutnya, bukan hanya jumlah pengunjung yang menjadi fokus, tapi bagaimana pelaku usaha kecil bisa mendapatkan peluang transaksi selama kegiatan berlangsung.

Ia menyebut Pemprov akan mengarahkan wisatawan, termasuk tamu asing, untuk mengunjungi sentra UMKM seperti galeri di Basuki Rahmat.

“Peluang transaksi akan terbuka luas. Produk-produk etnik dan makanan lokal sangat diminati wisatawan, apalagi jika mereka diberi ruang dan akses yang jelas,” tuturnya.

Optimisme yang sama juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi. Ia menyebut EBIFF bukan hanya festival budaya, tapi juga tools untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, terutama setelah fase perlambatan di paruh awal tahun.

“Awal tahun ini kita banyak menahan kegiatan karena efisiensi anggaran. Itu membuat banyak mitra dan pelaku pariwisata cukup terpukul. Jadi EBIFF bisa menjadi pemantik agar roda ekonomi kembali berputar,” jelas Ririn.

Pihaknya juga memastikan bahwa keterlibatan pelaku lokal akan dimaksimalkan, baik melalui kurasi produk unggulan, penyediaan booth pameran, maupun kolaborasi dalam program hiburan.

“Prinsipnya sederhana: festival ini harus berdampak langsung bagi ekonomi warga. Kita ingin tamu datang tidak hanya menonton, tapi juga membeli, berinteraksi, dan membawa pulang sesuatu dari Kaltim,” pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kaltim)

Penulis : Difa/Garispena.co