Berita Update

(Terbaru)
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji

Samarinda - Ketergantungan Kalimantan Timur (Kaltim)  terhadap pasokan pangan dari luar daerah menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi. Di tengah tantangan alih fungsi lahan dan rendahnya pemanfaatan lahan produktif, Kabupaten Kutai Barat justru menyimpan potensi pertanian yang besar namun belum digarap secara optimal.

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyampaikan bahwa daerah tersebut memiliki cadangan lahan pertanian yang dapat dijadikan motor penggerak kemandirian pangan, jika dikelola secara konsisten dan kolaboratif.

Ia menilai perlunya terobosan kebijakan dan komitmen lintas sektor untuk menjadikan pertanian sebagai pilar utama ketahanan pangan di daerah.

“Potensi lahan di Kutai Barat tidak bisa terus dibiarkan terbengkalai. Ini bukan hanya soal swasembada beras, tapi menyangkut masa depan ketahanan pangan kita,” tegas Seno, Jum'at (25/7/2025).

Dari total lahan seluas lebih dari 100 ribu hektare yang tersedia di wilayah tersebut, hanya sebagian kecil yang saat ini digunakan secara aktif untuk kegiatan pertanian.

Pemerintah menargetkan perluasan pengelolaan hingga 11 ribu hektare dalam dua tahun ke depan sebagai langkah awal untuk mengurangi ketergantungan pada suplai pangan eksternal.

Namun, Seno menekankan bahwa persoalan ini tidak bisa ditangani secara parsial. Upaya optimalisasi lahan tidur harus dibarengi dengan strategi jangka panjang, termasuk penguatan infrastruktur pertanian, penerapan teknologi yang adaptif, serta pemberdayaan kelompok tani berbasis lokal.

“Pertanian bukan sekadar membajak sawah. Ini menyangkut bagaimana kita membangun ekosistem yang berkelanjutan, dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga fungsi lahan pertanian yang sudah ada, termasuk kawasan percontohan, agar tidak berubah fungsi menjadi non-produktif.

Menurutnya, kawasan seperti itu bisa dikembangkan menjadi pusat edukasi dan agrowisata yang memberikan nilai tambah ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.

Penguatan sektor pertanian di Kutai Barat dinilai sejalan dengan agenda besar Kaltim dalam mempersiapkan diri sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam konteks tersebut, daerah-daerah dengan potensi pertanian tinggi harus mendapat perhatian lebih, baik dalam hal investasi, program pelatihan petani, hingga kemitraan dengan pihak swasta.

“Kalau ingin Kaltim berdaulat secara pangan, semua pihak harus ambil bagian. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi adalah kunci,” jelas Seno.

Dengan langkah yang terstruktur dan partisipatif, Pemprov Kaltim berharap transformasi sektor pertanian di wilayah barat provinsi bisa menjadi fondasi kuat untuk membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan dan inklusif. (Adv/Diskominfo Kaltim)

Penulis : Difa/Garispena.co